Perjalanan hening sebuah karya puisi S ramilus sang penyair Bogor
Di bawah ini adalah sebuah puisi karya S Ramilus seorang Penyair Bogor di tulis pada hari rabu 26 april 2006 dengan judul perjalanan hening :
PERJALANAN HENING
Perjalanan hening
Adalah perjalanan panjang hidup
Yang sering kali kita lupakan
Setelah kita menikmati matahari yang terang
Perjalanan hening di dalam arwahmu sendiri
Perjalanan hening di dalam rahim ibumu
Meski ramai di luar engkau hening di dalam
Meski hanya di lapisi tembok kulit ari ibu
Kau tak terundang untuk bicara
Kau bersemedi dan kau bertapa
Dalam kebesaran gua garba di rahim ibunda
Perjalanan hening berlanjut ketika kau masuk kubur
Usai pesta kecil di alam dunia yang bising
penuh gosip dan intrik, penuh selingkuh dan rapuh
Tapi kau lalui itu semua dengan dzikir yang panjang dan indah
Di dalam sajadah antara tali pusat
Puput putih dan tali pocong putih kita
Kau kembali hening
Kau diam kaku tak berkata-kata
Diam seribu basa
Tapi ribuan pori-pori di tubuhmu
Telah merekam segala peristiwa
Tak terkecuali besar atau kecil
Sedetil-detilnya telah terekam dengan kuat dan mendalam
Perjalanan hening
Demikianlah yang memupuk hidup kita
Di alam-alam berikutnya
Alam kubur yang diam dan tenang
Alam barzah yang hening, gelap dan terang
Alam kebangkitan yang gemuruh
Tapi tak ada yang bicara
Tak ada yang berkata-kata
Di dalam tatapan mata-Nya siapa yang berani
Siapa yang berani berkata-kata
Bahkan malaikatpun diam seribu bahasa
Perjalanan hening berlanjut hingga ke hari perhitungan
Sebelum kita terjungkal atau berjaya
Lantaran perjalanan ini diakhiri oleh jalur kanan dan kiri
Perjalanan kanan penuh dengan kenikmatan
Dalam hening ada bahagia
Dalam hening ada sukacita
Dalam hening ada pelayan
Ada bidadari yang cantik jelita
Ada bidadara yang tampan dan gagah
Dalam hening ada keindahan
Dalam hening berjumpa Nabi dan Tuhan
Sementara perjalanan ke kiri
Sungguh menaikkan bulu roma
Dan menusuk ulu hati kita
Maka banyaklah kita berhening-hening
Di tengah kebisingan alam dunia ini
Perjalanan hening
Dari perjalanan hening anak dan istri
Perjalanan hening masyarakat dan bangsa ini
Perjalanan segala perjalanan
Penuh dengan keheningan
Sambil mengingat-ingat diri
Bahwa kita akan kembali kepada Tuhan
Dalam keheningan yang mendalam.
Rabu senja, 26 April 2006
Subhanallah. Selintas pikiran yang ternyata menjadi nyata di kemudian hari. Apa saya pernah ya..?
subhanallahh … sungguh membyat saya terinspirasi akan puisi ini ..
terimakasih 🙂 telah menjadi motifator hidup saya 🙂