Aku Berpuisi di hadapan Muhammad Saw sebuah puisi S ramilus sang penyair Indonesia
S Ramilus adalah seorang penyair indonesia yang sudah menerbitkan karya-karyanya sudah di terbitkan. Selain sebagai seorang penyair Beliau juga seorang yang bergerak dalam dunia pendidikan beliau juga seorang tokoh kharismatik Bogor . Salah satu aktivitasnya di Majelis ulama indonesia Kabupaten Bogor. Kami admin kawanlama95.wordpress.com tergerak untuk memperkenalkan karya-karya puisi beliau. Berikut salah satu karya puisi S ramilus sang penyair Indonesia yang berjudul Aku berpuisi :
Aku Berpuisi
Di hadapan Muhammad SAW
Alangkah indahnya
Jika kita dapat berjumpa dengan
Seorang junjungan
Bernama Rasulullah Muhammad SAW
Di taman firdaus yang wangi bersamanya
Sambil dihidangkan sarapan pagi
Oleh para bidadari
Jam sepuluh tiga puluh pagi
Aku membacakan puisi
Dengan disaksikan oleh para sahabat-sahabatmu
Sebagai ashabiquunal awalun
Aku membacakan syair ini
Dan aku mengadu
Dan aku memujamu
Penuh rasa haru biru
Akan nasib segala umatmu
Pada tiap-tiap kurun waktu
Hingga taman syurga tercengang
Ketika engkau menyungging senyuman
Inilah engkau Muhammad Rasulullah
Yang dibicarakan orang-orang di setiap masa
Di sepanjang zaman
Tapi aku belum pernah kesampaian
Untuk sekedar bertatap muka berhadapan
dan untuk sekedar bersentuhan tangan
Hingga pagi ini
Ya minggu hari ini
Di taman firdaus yang wangi
Yang indah, cerah dan segar ini
Aku mengunjungimu
Berselang-seling para pelayan
Yang gagah dan cantik
Segar muda berseri-seri
Yang di atas tangannya
Terdapat nampan-nampan emas bermahkotakan berlian
Perak yang berkilauan
Sambil membawakan makanan dan minuman
Yang lezat dan nikmat
Wahai Nabi suci
Yang bermandi cahaya
Pada wajah dan telapk tangannya
Aku menikmati syurga-Mu Tuhan
Di padi ini
Pada wajah sucimu yang indah
Dan dengan penuh kekaguman
Dipenuhi rasa takjub dan keharuan
Akhirnya kita dapat berjumpa
Akhirnya kita jua sua ya Rasulullah
Di taman syurga yang indah dan hangat
Berseling cahaya matahari-matahari
Syurga di pagi yang indah ini
Berseling pula pada aliran-aliran lembut
Sungai segala sungai yang beriak-riak
Nan indah nikmat lezat dan wangi
Di pagi yang hangat ini
Sebagai hadiah kecil
Sebelum Tuhan mengadakan perjamuan besarnya
Sungai-sungai yang mengalir lembut itu
Adalah sungai zam-zam
Sungai arak
Sungai madu
Dan sungai susu
Berseling pula kamper-kamper wangi
Dari dalam kayu barus
Di syurga firdaus
Yang harum mewangi
Ranting serta dahan,
Daunnya ikut wangi
Berhampar permadani
Berbahan beludru tebal dari sutera
Di kanan kirinya
Lembut kaki menapak
Pada alas sandal halus
Selop sutera memanjakan kaki kita
Dari tepi-tepi sungai Syurga
Tersembul seribu satu macam bunga-bunga
Seribu satu macam pula bentuk dan warna
Seribu satu macam keindahannya
Sangat elok dan indah dipandang mata
Sungguh puisi seni taman bunga-bunga
Yang indah tiada tara
Sehingga puisi harum mewangi
Segar rasanya sepanjang masa
Pada syurga yang harum
Pada bunga-bunga syurga yang harum
Pada kobakan-kobakan kecil yang jernih
Beralaskan batu-batu merah delima
Safir dan ruby
Di dalam air yang jernih
Juga di tebingan cadas-cadas putih kanan kirinya
Terdapat batu-batu mulia aneka warna
Di tepian danau
Terdapat kediaman-keiaman indah
Laksana rumah dongeng
Beribu satu macam yang diwujudkan sebenar-benarnya
Sebagai kediaman bagi orang-orang yang baik hati penuh amal
Orang-orang shaleh ikhlas
Dan beriman sepenuh hatinya
Ah..! Tak dapat lagi
Ah.. tiada lagi dapat dilukiskan
Dan dapat dikatakan
Alangkah indahnya syurga
Alangkah indahnya Rasulullah
Jika kita dapat berjumpa
Ya Nabi
Ya Habibi
Ya Muhammad SAW
Sang junjungan sekalian alam
Menjelang hidangan santap siang
Usai aku berpuisi di hadapan engkau sayyidi
Engkau lalu berdiri
Dan menghampiriku
Yang tengah berdiri dan terpana sejadi-jadinya
Pada langkah-langkahmu yang pasti
Di atas permadani syurga dari sutra yang tebal dan lembut itu
Berwarna hijau, ungu, merah dan biru
Wajahmu alangkah bersinar
Alangkah bercahaya
Tak kuasa aku menatap
Ah.. tak kuasa
Lalu aku menundukan muka
Engkau menghampiriku perlahan-lahan
Dan engkau berkata
Ya sahibi, sahabatku
Bukan bersebab kecerdasan kita
Kita di sini tiba
Bukan bersebab kebaikan kita
Kita di sini tiba
Dan di jamu Allah SWT
Di taman syurga-Nya
Bukan pula karena amal dan keshalehan kita
Bukan karena iman dan taqwa kita
Tapi rahmat-Nya
Kebaiakan-Nya
Keagungan-Nya
Dan kasih saying-Nya
Dan kekuasaannya
Wallahu alla qulli syain qodiir
Rasulullah Muhammad nabi yang suci itu
Lalu memegang bahuku
Dadaku bergetar hebat
Dan aku tak kuasa berdiri lalu aku bersimpuh
Tak sanggup membayangkan diri
Yang buruk rupa dan kotor ini
Berhadap-hadapan dengan nabi suci
Yang sangat dicintai Illahi Rabbi
Sang pemilik jagad raya ini
Ah ….
Ah ….
Ah ….
Ah ….
S. Ramilus
18 – 19 April 2006
19 – 20 Rabiul Awal 1427 H
Semoga Puisi – puisi karya-karya S Ramilus sang penyair indonesia ini bermanfaat .Kami berencana membuat Blog puisi S ramulus belom sempat jadi kami tampilkan di blog kawanlama95 ini saja.