Seorang kawan datang dan bercerita permasalah keluarganya yang bertahun-tahun tidak selesai.Padahal kita sering berbagi dan mensiasati permasalahan tersebut. Namun dari tahun ketahun tak pernah jua selesai menurut versi sang kawan tersebut. Permasalahnya adalah,Ibunya sudah hampir 20 tahun di tingal dan bapaknya nikah lagi.dan aku lihat setelah kutelusuri.Bapaknya nikah lagi dan punya alasan yang tepat karena Istrinya sakit.Sampai titik ini sang ayah masih bertanggung jawab .Singkat cerita Rumah yang di tinggalkan sang kawan bersama ibunya juga mau diambil padahal sang kawan sudah merenovasi rumah tersebut dengan mengeluarkan tak sedikit uang yang dikeluarkannya.dan yang paling menyakitkannya adalah rumah tersebut akan dikasih kepada istri mudanya. Waaah kalo gini sakit hatilah
Tapi sebenarnya seeh bukan itu saja tapi masih banyak masalah-masalah yang ada.
nah dari Contoh diatas bagaimana mengatasi permasalahan tersebut agar bisa diselesaikan dengan baik
disini perlu adanya imajinasi kreativitas. Aku sudah pernah memberikan sedikit mengurangi bebannya dengan memberikan sebuah kerangka berfikir secara rasional yang mudah diterima sehinga permasalah tersebut bisa diselesaikan.Namun apa? ya berkali-kali dikasih jalan keluar tapi tetap saja tak bisa diselesaikan .bahkan sampai mau membunuh ayahnya sendiri. Alhamdulillah tidak terjadi padahal ia udah niat.
Sebenarnya aku sudah sering memberikan tips-tips untuk meyelesaikannya secara musyawarah namun nihil
jadi akhirnya harus ada metode lain.
============================================================================================
Kawan-kawan bagaiman meyelesaikan permasalah tersebut dengan imajinasi kreativitas?
@ aku tawarkan pake jalur hukum jadi akan jelas siapa yang salah dan siapa yang benar berdasarkan fakta hukum.dan
antara hak dan kewajiban cukup jelas bagi mereka. (mungkin akan banyak berkorban waktu dan biaya) tapi ini paten
@ Apakah harus kutawarkan dengan pake cara-cara kekerasan dengan tujuan agar sang ayah ketakutan dan berdamain
kalo pake cara ini efeknya bisa kasus hukum dan bisa dipenjara kalo terbukti
@ apakah pake perang urat syaraf artinya memberikan ketakutan kepada objek seperti lewat telp gelap atau membuntuti dengan setiap saat agar merasa objek di mata-matai dan berikan surat kaleng ancaman. wah apakah ini bisa dibenarkan. Dan berpura-pura datangi ke rumah objek pada saat objek tidak ada , yang datang orang-orang yang serem. dan ini menimbulkan efek ketakutan minimal Istri mudanya. wahhh ini apa bagus
@ Membeberkan rekayasa keburukan kepada masyarakat sekitarnya agar objek merasa tidak disukai dan merekayasa subjek menjadi objek penderita
@ wah masih banyak lagi. ini hanya contoh
Silahkan Anda memberikan komentar apapun bagaiman imajinasi kreativitas anda
terima kasih atas komentnya.
ps= Sebaikanya kawan-kawan jangan mengindentikan aku dengan pelaku kekerasan atau pun apa
postingan ini hanya sebuah pelajaran dan membagi kepada anda.
hemm.. rumit juga ya masalahnya? yach, diajak musyawarah yg melibatkan keluarga dari pihak bapak dan ibunya, gitu. satu meja.
========
@kawanlama95 : kalo usulannya seperti itu udah tuh gagal juga.
tak ada cara lain, suruh ayahnya baca yasin 40 kali, kalo gak kuat fatihah 40 kali, minta kasih jalan.. hal-hal begitu hanya bisa diselesaikan dengan transenden creativity, masalah berabad-abad, yahudi ama islam aja gak selesai2 gara2 poligami 😛 tapi aku mau sih poli
IH,KAMU TIDAK BOLEH BEGITU KARENA AJARAN ISLAM ITU LEBIH BAIK
TETAPI JANGAN POLIGAMI YA
hehehe.. waaaaah kalau begini susah yaaaa.. sama sama gelap mata… terlebih baik diselesaikan secara hukum… jika tiada dapat musyawarah lageeeeeee… kalau udah masalah UUD.. bahaya tuh sudah mencakup dasar negara… hehehe… ciloko 13..
Salam Sayang
Yayaya mas, aku tahu. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari semua peristiwa yang diceritakan itu. Bw, Ngebacanya lama mas. 🙄 😀 ^O^
Tentu saja dengan melaporkannya adalah solusi terbaik jika kekerasan itu sudah sangat keterlaluan menurut hati nurani yang merasakan…
kalau memang tidak bisa lagi di musyawarahkan, apa boleh buat, jalur hukum jadi alternatif paling kuat. Namun tak kalah gencar, diplomasi harus tetap berjalan. Disertai dengan adanya refleksi dari pihak yang menganiaya, sepertinya, perlu bantuan pihak ketiga yang sama-sama memiliki wibawa/kharisma kuat di ke 2 belah pihak. (seperti: tokoh masyarakat, orang yang dituakan, camat, lurah, dll).
salam 🙂
wowowo mantabs postingnya
memang imaginasi harus tahu jalan menuju……., kalao salah jalan maka……..
karen imajinasi adalah salah satu indikator kecerdasan juga
kalo segala ikhtiar tuk selesaikan masalah sudah dicoba dan tak berbuah hasil serahkanlah kepada Yang Maha Mengetahui … insyaAlloh seiring waktu berlalu masalah pun selesai … inilah romantika hidup … wajar dan biasa2 saja.. intinya, sikapilah setiap permasalahan dgn sikap yg tepat, tanpa di plusi emosi apalagi, hilangnya akal sehat, dan nurani hati…
_salam anget_
Pake dukun aja kak 😀 wkwkwk…
*kabooor takut di pentung kakak
Ke dukun aja 😀
wkwkwkwk….
*kaboor takut di pentung kakak
kalo semua sudah di upayakan dah tdk menunjukkan ke arah yg lebih baik, ya udah suruh dukun aja yg bertindak…. hehehe sory kak… jgn dipentung saya ya…
Solusi kreatif ?
(ini bukan berarti saya menyetujuinya ya …)
Just being creative aja …
“Sodorkan pada Bapak itu … seorang wanita cantik … yang rela dijadikan istri ke Tiga …”
dengan demikian perseteruan yang terjadi adalah … antara istri ke dua dan istri ke tiga … si Bapak akan sibuk menangani mereka (karena masing-masing ingin mendapat bagian )(harus adil toh ?)
dan akhirnya Ibu teman tersebut bisa tenang di rumah yang ditinggali …
(once again … ini sekedar solusi kreatif … dan tidak merefleksikan pandangan saya … bukan berarti saya menyetujuinya …)
salam saya
@pak NH
wah..wah…kreatif sangatlah pak NH ini..he..he..
btw..
Sy gak punya ide kreatif dalam permasalahan ini. Hanya ada sebuah solusi yang tiba2 membayang di kepala…
Sebenarnya ‘rumah’ itu atas nama siapa ? Jika atas nama sang ibu..otomatis si Bapak tidak bisa menjual rumah tsb…Namun, jika rumah itu atas nama si Bapak…[apa boleh, buat… 😦 ] maka sebaiknya si anak mencoba berbicara dari hati ke hati dengan si Bapak…Apa tega membiarkan isteri dan anaknya terlantar ? Kalo tetap gak mau juga…minta si bapak ganti rugi biaya perbaikan rumah … 🙂
*Ini benaran gak kreatif… 😛 *
dimata blue abang tak mungkin seperti itu.
salam hangat selalu
maafkan blue ya jika ada salah
salam hangat dlam 2 musimnya blue
Hm.. enaknya gimana yah..?!
ga ada ide juga sih, Mas…
mungkin dg cara kekeluargaan lebih baik… jgn lupa juga berdoa *sok wise bgt deh saya ini
hmmm
mikir dulu
ntar balik lagi
dalam hidup ini masalah akan selalu datang pada diri kita, tinggal kita saja yang menyikapinya secara positif, pengalaman dan bersosialisasi yang baik adalah solusi untuk menyelesaikan semua kendalan, karena musuh terbesar adalah diri kita sendiri
intinya sih musti berkomunikasi dengan baik…
tapi itu susahnya huhu
sebaiknya ya jangan pake kekerasan ya.
coba jalan musyawarah dulu…
kalo tidak berhasil, coba pakai jalur hukum…. setidaknya apapun yg kita perbuat ada dasar hukumnya. drpd main keras, takutnya efek ke belakang yg ga enak..
tapi abang pasti keras kan kalau yang satu itu…….hahahaha
salam hangat selalu
namun bila belum mengantongi surat cerai resmi istri tua dan anak-anaknya bisa menuntut dan selain itu tetep surat ijin unutk menikah lagi kan ga ada
tapi kalau saya…..lihat dulu tuh rumah dulunya yang beli ibu atau bapak kalau ibu saya pertahanin secara utuh…. yang lainnya saya ikhlasin…
tapi kalau itu bapak yang beli saya mendingan nuntut hak saya sbagai anak
Rumit….
wah ga kepikiran sampe sana…mungkin saya lebih suka pake opsi pertama
kalo hanya saran terserah yang dikasih saran… mau di ambil atau ngak (ngak nyambung ya?)
o iya…ketinggalan, saya mau pamit. tolong dimaafkan.
Semoga aku gak kehilangan imajinasi…..
“whatever you think, etisoppo eht kniht”
karangannya paul arden
😉
🙂
mungkin kalau secara kekeluargaan nggak berhasil.
yah, terpaksa lewat jalur hukum.
pasti juga harus mengorbankan waktu, tenaga dan uang.
itulah resikonya.
atau..relakan dan ikhlaskan saja.
toh kita lahir pun tdk membawa apa2,
begitu juga nanti kita ‘ pulang’pun hanya membawa amal ibadah.
salam.
Dan yg membuat kita berbeda
Adalah imajinasi kita yg berbeda
🙂
mau berimajinasi jorok aja ah hi hi hi *garuk2 tanah*
enaknya bagaimana ya…???
eh sorryyy.. “nitip obrolan eNggeh…”
ada sedikit titipan dariku, sebagaimana yang di utarakan oleh deeedeee, lebih enakan diselesaiin lewat jalan kekekluargaan aja, pasalnya kalo di selesaiin lewat jalur hukum, disamping ribet juga makan biyaya yang tidak sedikit. tapi g tau juga deh,,, mereka munya dengan jalan yang bagaimana. dan aku yakin mereka akan diberi kesempatan oleh Allah untuk menikmati kebahagiaan yang tidak pernah dibayangkan olehnya.
“matur suwon eNggeh, udah boleh nitip.
salam Coy…
kalo kata spongebob… ‘iimaajinaassii’. hehehe (pernah nonton gak?)
thanks udah maen ke blog gw. maen lagi juga boleehh…
salam ganteng dari diazhandsome