Aku terus melangkah berjalan di kota yang penuh makna akan sebuah sebuah kenangan masa lalu yang mengahru biru di telan masa kini yang mengharu biru. Sebuah kata yang terus terngiang dalam otakku. Tawa kecil itu membuatku tak hilang dalam ingatku. Tatapan matamu membuatku tersadar arti sebuah tatapan, sebuah tatapan yang ragam makna. Aku terus berjalan hingga sampai ku pada sebuah bangunan kokoh dimana tempat ini setiap manusia siap meyucikan dirinya dan berbagi kepada sang maha mendengar maha melihat. Masjid … itulah dimana tempatku mengenang saat-saat indah yang tak terlupakan .
Aku terus berjalan mengitari kota tua itu sambil mengingat-ingat kenangan terindah , aku masih tergiang dalam ingatku ketika kita berjalan bersama menuju suatu tempat. berjalan-jalan keliling kota itu seperti masa yang indah seperti di hadapan mata. seperti baru kemarin kita berjalan-jalan .Setiap sudut kota itu kulihat satu persatu aku tak mengedipkan mata walau sedetikpun. Aku seperti melihat bayang dirimu seolah engkau tak jauh dariku.
Menuju kota kecilmu dari tempat yang kupijak tak terasa aku tersadar memasuki halaman rumahmu , kuketuk pintu itu dan ku ucapkan salam , dan seorang bapak dengan lembutnya menyambut salam dariku. Lalu kami bersalaman dan berpelukan erat sebagai.Orang tua ini memang seperti orang tuaku sendiri, kamipun duduk saling menayakan kabar , setelah itu banyak kata ku ucap .Ku hanya bisa terisak memandang wajahnya semua ku ucapkan kata maaf dalam diriku kepada sang bapak. Air mataku tak bisa terbendung lagi kata-kata ku seperti tercekat. Kutak mampu menahan tangis , tangis keharuan sebuah tangisan peyesalan . peyesalan yang tidak membuat waktu untuk kembali.
Aku terus melangkah dengan pasti keluar dengan seyum mengembang semua kata telah terlukis dan semua kata telah ku ucap tak ada lagi keharuan yang ada adalah sebuah kenangan untuk sebuah hari esok .
Sebuah catatan yang tertingal antara 1996 – 2002
102 KM dari tempat tinggalku sebuah kampung yang selalu memikat hatiku
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
baru baca…
masih hingga sekarang ataukah tinggal kenangan saja, Bang?
Iya nih mas Alam gak ada matinye, selalu berhasil mengamankan yg PERTAMA:). Aku ikut nebeng ah, biar bisa nongol di barisan yg pertama juga, boleh ya:)
Ikutan pertamaxx..hehe
pertamaaaaaaaaaaaaaaxxzz
Assalaamu’alaikum
Sahabat.. biarlah kenangan itu tinggal buat mematri semangat masa depan. Apa yang berlalu dalam hidup kita walau hanya sedetik, sudah menjadi kenangan yang tertinggal dan tugu sejarah buat ingatan masa depan. Alhamdulillah, kita masih punya kenangan yang indah untuk dikenang sepanjang kehidupan ini sebagai teladan. malah kenangan pahit juga menjadi sempadan buat kita tidak lagi mengulangi hal yang sama.
Selalu aje kalah deh dengan Alamendah… apa tidak tidur ya.. cari yang pertamaaaaaz… he..he.. hebat, hebat.. Salut sama Alamendah. Salam mesra buat sahabat dari Bangi, Selangor. 😀
Salam hangat dari Bogor..di Selonjor..hehe..
hehehe dasir dah balik yaaaaak.. salam kangen aja dah
Kenangan indah tentang masa lalu biarlah akan tetap menjadi kenangan termanis untuk dikenang…Setidaknya dengan mengenang masa2 indah itu bisa membuat kita tersenyum ketika akan melangkah ke masa depan…
Semoga selalu indah untuk setiap detik yg berlalu dalam hidupmu…
Amin..
Kenangan memang selalu menyisakan ruang hangat di hati kita, kawan 🙂
Betul mas..
Nyusul belakangan,
masih terkenang sampai sekarang. 102 kilometer paling ada di Jakarta. iya gak?
hati kita rupanya gak bisa meninggalkan kenangan, ah paling suroboyo
kenangan tidak akan bisa dilupakan. Kenangan pahit digunakan sebagai pelajaran dan pengalaman hidup, kenangan manis digunakan sebagai penyemangat hidup.
tinggal kenangan….
lam kenal….dr blogger kalsel
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank sukses selalu yaaaak
I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll
mudah mudahan semangat lebaran.. semangat persahabatan dalam CINTA dan KASIH SAYANG terus melekat di hati kita semua.. dan bertumbuh kembang membangun kembali kepribadian bangsa yang ramah dan penuh CINTA
salam sayang untukmu saudaraku
Kenangan memang susah untuk dilupakan, apa lagi kenangan indah..
Wah dimanakah tempat itu Mas..
Amat begitu terkesan terasa…
Padahal 1996-2002 ya….
Kenangan memang selalu indah 🙂
setiap kenangan selalu memberi arti.
tergantung bagaimana kita menyikapi
kejadian-kejadian masa lalu
bisa juga mengubah hidupmu.
[halah] ngomong apa..aku ini…

ehem.. ehemm.. zaman masih jadi mahasiswa ya,, hehehhh…
*asal nebak ajah,,
hai, gi nagpain……..
Aku sedih, karna kotaku hancur berkeping – keping karena gempa yang begitu dasyat?? yang menelan banyak jiwa/koban, aku berharap kotaku ranah minang akan bangkit kembali dan tersenyum seperti dulu lagi,. amien………….